Perang antara dua raksasa industri game, Sony dan Tencent, kembali menarik perhatian dunia. Sony melayangkan gugatan terhadap Tencent karena menilai game terbaru mereka, Light of Motiram, terlalu mirip dengan franchise Horizon yang sukses besar lewat Horizon Zero Dawn dan Horizon Forbidden West. Perdebatan ini tidak hanya menyoroti orisinalitas dalam industri game, tapi juga memperkuat kembali isu seputar etika dan batas kreativitas di era digital.
Ketika Tencent memperkenalkan Light of Motiram di salah satu ajang pameran game terbesar di Shanghai, para penggemar langsung membandingkannya dengan Horizon. Banyak yang memperhatikan desain dunia terbuka bertema alam liar futuristik, sosok protagonis perempuan berambut merah dengan busur panah, serta monster mekanik yang menjelajahi padang luas. Semua elemen tersebut mengingatkan publik pada karakter ikonik Aloy dan dunianya di Horizon.
Sony pun langsung bereaksi. Mereka menunjuk tim hukum dan mengajukan gugatan pelanggaran hak cipta ke pengadilan Jepang dan Amerika Serikat. Menurut Sony, Light of Motiram tidak sekadar “terinspirasi”, tetapi telah mengambil terlalu banyak elemen penting dari Horizon tanpa izin atau lisensi resmi.
Tencent membantah tuduhan Sony secara terbuka. Dalam pernyataan resminya, Tencent menyebut Light of Motiram sebagai hasil karya orisinal dari studio internal mereka yang bernama Yuhua Games. Menurut mereka, kemiripan genre atau desain tidak cukup untuk menyimpulkan plagiarisme. Tencent juga menegaskan bahwa banyak game dalam genre open-world action RPG berbagi ciri khas yang serupa.
Mereka mengajak publik dan pengamat industri untuk menilai Light of Motiram secara menyeluruh. Tencent percaya bahwa game mereka menyajikan narasi berbeda, budaya Asia yang lebih kental, dan mekanik gameplay unik yang tidak tersedia di Horizon.
Namun, kelompok lain menyatakan bahwa ide dalam game tidak bisa dimonopoli. Menurut mereka, inspirasi dan iterasi sudah menjadi bagian dari proses kreatif di industri game sejak lama. Mereka memberi contoh berbagai game yang “meniru” genre populer tapi tetap sukses dan membawa identitas baru, seperti Genshin Impact yang dulu dituduh meniru The Legend of Zelda: Breath of the Wild.
Gugatan ini menimbulkan dampak lebih luas dari sekadar dua perusahaan besar yang berseteru. Developer kecil dan menengah mulai khawatir soal batas antara inspirasi dan pelanggaran hak cipta. Beberapa studio bahkan menghentikan proyek yang mereka rasa terlalu mirip dengan game terkenal demi menghindari risiko hukum.
Sony mengklaim langkah mereka bertujuan melindungi investasi jutaan dolar dalam pengembangan Horizon. Sementara Tencent berpendapat bahwa tekanan hukum dari raksasa industri bisa membungkam inovasi dan menjegal pesaing dari pasar global.
Pakar hukum menyebut kasus ini sebagai “area abu-abu” dalam hukum kekayaan intelektual. Hak cipta bisa melindungi ekspresi, bukan ide. Artinya, desain karakter, dialog, dan aset visual tertentu bisa mendapat perlindungan, tetapi konsep umum seperti “dunia post-apocalyptic dengan robot” tidak otomatis eksklusif.
Jika pengadilan memutuskan bahwa Light of Motiram menyalahi hukum, maka preseden baru akan muncul. Keputusan ini bisa membatasi cara developer mendesain game ke depan. Namun, jika Tencent menang, maka pengembang memiliki ruang lebih bebas dalam mengambil inspirasi selama tidak menyalin langsung konten tertentu.
Kasus Sony vs Tencent bukan sekadar perebutan hak cipta, tetapi juga refleksi atas dinamika industri game saat ini. Di satu sisi, perusahaan harus melindungi kekayaan intelektual mereka agar investasi dan kreativitas tetap berharga. Di sisi lain, dunia game membutuhkan pertumbuhan yang sehat, dengan ruang bagi pendatang baru yang membawa warna berbeda, meski terinspirasi dari produk lama.
Selagi pengadilan menimbang bukti dan argumen dari kedua belah pihak, publik bisa menyaksikan pertarungan ini sebagai pelajaran. Kreativitas memang bebas, tetapi orisinalitas tetap memegang peranan penting. Jika game ingin dihargai, maka pengembang harus mampu membuktikan bahwa karya mereka bukan sekadar bayangan dari game yang lebih dulu hadir.