Kreator Sonic the Hedgehog Ditangkap Atas Skandal Perdagangan Orang Dalam

Kreator Sonic the Hedgehog Ditangkap Atas Skandal Perdagangan Orang Dalam. Kabar tidak baik berhembus di dunia game dan animasi Jepang, Yuji Naka, co-creator dari serial Sonic the Hedgehog, telah ditangkap oleh Departemen Investigasi Khusus Kantor Jaksa Penuntut Umum Distrik Tokyo atas skandal perdagangan orang dalam yang melibatkan Square Enix.

Kabar ini muncul dari berbagai media Jepang seperti Mainichi yang dimana mereka melaporkan apabila Yuji Naka dituduh telah membeli saham yang mencapai nilai 2.8 juta yen atau sekitar Rp313 juta dengan perusahaan Aiming, sebuah studio game Jepang yang berkerja sama dengan Square Enix untuk pembuatan game mobile Dragon Quest Tact.

Kerja sama antara kedua perusahaan tersebut belum disebarkan sama sekali dan yang mengetahui hanyalah mereka yang terlibat dalam proposal proyek yang dimana Naka dan juga dua pelaku lainnya bukan di antaranya. Naka dicurigai telah membeli saham dari Aiming dengan harapan harga saham Aiming akan melambung setelah pengumuman Dragon Quest Tact resmi dipublikasi.

Tindakan ini diklasifikasikan sebagai perdagangan orang dalam berdasarkan Hukum Korporasi Jepang. Mantan karyawan Square Enix yang lainnya, Taisuke Sasaki dan kenalannya, Fumiaki Suzuki, juga ditangkap kemarin atas dugaan yang sama. Pasangan ini diyakini telah membeli sekitar 162.000 saham Aiming dengan seharga 47,2 juta yen menjelang pengumuman Dragon Quest Tact.

Sempat Pernah Kerja di Square Enix

Naka bekerja sebentar di Square Enix, mengembangkan game bernama Balan Wonderworld, yang diterima dengan sangat buruk baik oleh pemain maupun kritikus, bahkan disebut sebagai salah satu game terburuk tahun 2021.

Tak lama setelah game tersebut dirilis, Naka memutuskan untuk keluar dari Square Enix dan berusaha untuk menuntut perusahaan tersebut, mengklaim bahwa perusahaan tersebut telah merilis game yang sama sekali belum selesai.

“Menurut saya, sangat memalukan bagi kami merilis hasil belum selesai yaitu Balan Wonderworld ke dunia. Saya ingin merilisnya sebagai game aksi dalam kondisi yang tepat dengan mempertimbangkan beberapa hal. Saya merasa Square Enix dan Arzest adalah perusahaan yang tak peduli soal game maupun fans.”, ujar Yuji Naka.

Baca Juga
Iklan HTML